Thursday, February 21, 2008

Belajar dari Kegagalan

Setelah berjalan beberapa bulan, aku mulai memetik ke-belum-berhasilan dari usaha yang saya rintis. Usaha buah segar lambat laun mulai berjalan di tempat, keuntungan yang didapat hanya cukup untuk membiayai operasional, terlebih 2 karyawan mulai mengundurkan diri dengan cara yang tidak wajar (pamit pulang tapi ngga pernah balik lagi). Sedangkan tanteku yang mengurusi sudah mulai patah arang dan susah dimotivasi lagi, apalagi dia sudah mulai mendapat tawaran pekerjaan. Wuih, ujian yang berat banget. Tapi walaupun kondisi seperti itu, tidak membuatku untuk mundur dari tekadku, aku mulai menyadari dan mengevaluasi apa yang sudah aku lakukan selama ini. Setidaknya aku sudah punya pengalaman secara langsung mendorong gerobak itu mengelilingi kampungku. Hmm....benar-benar pengalaman yang seru untuk menguji nyaliku berjualan.

Usaha siomay dan batagor masih bisa berjalan selama 3 bulan, walaupun hasilnya juga sama saja. Keuntungan hanya cukup untuk menutup biaya operasional, sedangkan karyawanku juga sudah mulai kehilangan semangat karena dagangan sepi terus. Ditambah rekan-rekan pedagang yang lain (satu kelompok dalam pujasera) juga mulai menutup standnya satu persatu. Waduh, mau ngga mau aku dan kedua rekan bisnisku juga mengambil keputusan yang sama untuk menutup usaha kita. "Hmm...kegagalan yang nikmat sekali, setidaknya aku pernah mencobanya", pikirku.

Beberapa hal yang bisa aku ambil dari ke-belum-berhasilan usahaku adalah :
  1. Nikmatilah kegagalan-kegagalan itu sebelum kita merasakan keberhasilannya. Toh kegagalan-kegagalan itu tidak menghancurkan kehidupan kita, dan jumlahnya pun belum mencapai puluhan ataupun ratusan.
  2. Kegagalan itu pasti menjadi rejeki buat orang lain. Setidaknya bisa menjadi ladang beramal buat kita. Contohnya: Kita rugi tapi kita memiliki gerobak, artinya kita bisa memberi rejeki buat si pembuat gerobak. Coba bayangkan kalo kita tidak berani mencoba, apakah si pembuat gerobak itu akan mendapatkan rezeki yang sama.
  3. Kegagalan itu hanya sebuah realitas. Sukses atau gagal adalah realitas, semua sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
  4. Mencoba untuk Berani atau Berani untuk Mencoba. Kalo aku akan memilih yang kedua, karena ada kekuatan yang lebih "ekstra". Urusan kegagalan, itu hanya proses dari trial dan error. Aku tidak akan menyesal karena kegagalan ini, tapi aku akan menyesal jika aku tidak melakukan kesempatan ini.

Yah, itung-itung ini adalah model pembelajaran yang hebat yang pernah aku lakukan. Setidaknya aku bisa membuktikan dan merasakan pengalaman dari orang-orang yang sudah sukses lebih dahulu. Kalo sebelumnya aku hanya menjadi pendengar dan pembaca yang setia dari para senior-senior entrepeneur, maka setidaknya aku sudah belajar sebagai pelaku entrepeneur. Dan satu hal, aku bener-bener menikmati kegagalan-kegagalan ini, aku merasa puas karena aku berani mewujudkan impianku. Ke depan, pengalaman ini harus menjadi titik tolak bagiku untuk menggapai kesuksesan di masa yang akan datang.

Go for Glory....( Ya Allah, wujudkanlah keinginan dan cita-citaku. Amin )

Tuesday, February 19, 2008

Siomay, batagor, buah segar

Workshop EU memang membawa efek positif buatku. Aku dituntut untuk segera action, jangan hoby mengumpulkan konsep dan ide tanpa mampu merealisasikannya. "Ndak usah mikir untung-rugi, Allah sudah mengatur rezeki tiap manusia", pikirku. Kalaupun kita rugi, pasti ada seseorang yang diuntungkan dengan kerugian kita. Anggap saya rugi/kegagalan adalah sebuah proses untuk menggapai keberhasilan.

Karena aku pernah mengikuti workshop tentang pembuatan Bakso, Siomay, dan Batagor, dan mendapatkan daftar resep pembuatannya maka akhirnya aku bersama ketika rekanku (sama-sama ikut EU) berinisiatif membuka usaha siomay dan batagor. Sebuah ide yang kami anggap nekat, karena kita tidak punya ketrampilan memasak yang hebat. Kita patungan menyewa sebuah tempat di jl Semeru , dan bersama-sama membuat rencana bisnis yang akan kita jalankan. Finally, bisnis itu berjalan dengan sebuah harapan besar dan semangat yang menggebu-gebu.

Siomay dan batagor "AHA"
Pada saat yang hampir bersamaan, aku mencoba menganalisa penjual es dawet dan buah segar. Aku bertanya tentang proses bisnisnya, tentang cara pembuatan dan perhitungan bisnisnya. Para pedagang itu mendapatkan penghasilan antara 25-50 ribu setiap harinya. Hasil yang aku bilang cukup istimewa buat mereka. Kemudian aku mencoba membayangkan pendapatan dari juragannya. Dengan asumsi perhitungan bagi hasil yang sama, juragan akan mendapatkan 25-50 ribu/hari/gerobak. Kalo misalnya saja juragan itu memiliki 5 gerobak saja maka penghasilan dia kurang lebih 125-250 ribu perhari. Wuih, hanya stanby dirumah saja, pendapatannya sudah lumayan. Lalu aku berpikir, kenapa aku tidak mencobanya?

Kemudian aku mengajak om-ku untuk patungan membuat bisnis model ini, dan akupun mengambil pilihan untuk berbisnis buah segar di kampung halamanku. Suatu bisnis yang masih belum familiar di kota kelahiranku. Well, bisnis ini berjalan dengan cuman 2 karyawanku plus bantuan dari tanteku. Harapanku, seharusnya jumlah karyawan adalah 5 orang karena gerobak yang sudah aku buat juga 5. Tetapi karena susah mencari tenaga kerja yang "mau", maka berapapun jumlah yang ada, yang penting jalan dulu. Alhamdulillah...

gerobak dorong buah segar "DIGOE"

Satu hal yang bisa saya ambil kesimpulan adalah ternyata tipikal orang Jawa Tengah dan Jawa Timur sangat berbeda. Aku melihat orang-orang Jawa Tengah kurang ulet dan daya juangnya masih lemah dibandingkan orang Jawa Timur. Mereka (orang Jawa Tengah terutama anak-anak mudanya) tidak mau "kerjo rekoso (kerja berat)", mereka ingin kerja yang langsung enak dan nyaman. Hmmm....sebuah keinginan yang "umum" namun tidak mudah untuk mencapainya jika hanya bermodalkan keahlian yang tidak seberapa.

berlanjut ...

Sunday, February 17, 2008

Sejarah dimulai (bag 3)

Bismillahirrahmanirrahim

Melihat hasil positif dari semangat dan usaha yang terus menerus, akhirnya aku punya kemauan untuk melakukan transaksi bisnis/investasi setiap tahunnya. Keyakinan itu aku tanamkan kuat-kuat dalam hati dan pikiranku.

Sampai akhirnya di tahun 2005, untuk yang kedua kalinya, aku mampu untuk membeli sedikit kepemilikan Lembaga Bimbingan Belajar yang berada di Jl Semeru Malang. Aku membeli saham kepemilikan dari seorang rekan yang kebetulan sedang membutuhkan uang. Dan yang bikin aku merasa puas adalah karena saat itu aku tidak punya persediaan dana yang cukup, tetapi dengan sedikit paksaan dan kemauan keras akhirnya aku berhasil mewujudkan Goal-ku di tahun 2005.
Alhamdulillah

Di tahun 2006, aku semakin mengenal dunia wirausaha setelah aku ikut seminar / workshop EU (entrepeneur University) angkatan 8 di malang. Keikutsertaanku itu diikuti pula oleh rekan-rekanku yang satu visi denganku. Aku ikut workshop itu selama 2 hari full day (sabtu dan minggu).

Selama mengikuti kegiatan itu, semangat dan jiwaku terasa terbakar. Pikiran mulai melanglang buana, membayangkan kesuksesan yang menanti di masa yang akan datang. Berpikir dan berpikir, jenis usaha yang akan aku jalankan ke depan. Semuanya masih hanya berupa konsep yang senantiasa memenuhi otakku. Dalam hati aku berkata, " Aku harus segera action menjemput rezeki yang telah Allah tentukan untukku, aku tidak boleh berdiam diri menunggu rezeki itu". Hal ini seperti yang dinyatakan Allah dalam surah An-Najm : 39

"Seseorang tidak mendapatkan sesuatu kecuali apa yang telah diusahakannya".

Dalam kesempatan itu, aku juga mengenal banyak orang yang "sealiran" denganku. Banyak dari mereka yang berstatus "karyawan" tapi punya keinginan yang keras untuk melepas status itu dan menjadi seorang "saudagar"(mengambil istilah Minang).

Setelah mengikuti acara itu, banyak perubahan yang terjadi pada diriku dalam memandang arti sebuah rezeki. Aku jadi semangat sekali membaca artikel-artikel tentang dunia entrepeneur, dunia baru dimana aku mencoba untuk menapakinya. Aku hunting di internet, aku hunting di toko-toko buku, aku beli beberapa buku dan majalah yang bisa menjadi "sumber motivasi". Sampai akhirnya aku menjadi keanggotaan sebuah milis yang baru terbentuk, yaitu milis tangandiatas.

Friday, February 15, 2008

Sejarah dimulai (bag 2)

Bismillahirrahmanirrahim

Kesempatan pertama saya datang, ketika ditawari kerjasama oleh om saya untuk bikin rumah kontrakan di tangerang. Kebetulan om sudah punya tanah disana dan dia menawari saya untuk patungan membuat rumah kontrakan 4 kamar. Tanpa pikir panjang, langsung aku sikat kesempatan itu, itung-itung sekalian buat latihan. Singkat kata rumah kontrakan itu jadi dan dalam waktu singkat bisa menghasilkan income pasif buat saya. Walau bagi hasilnya tidak seberapa, setidaknya aku sudah punya satu investasi yang bisa aku harapkan.

Setelah itu semangatku sudah mulai cukup reda karena keinginanku untuk berbisnis sudah terpenuhi. Aku semakin semangat saja mendalami buku-buku Robert Kiyosaki. Sampai suatu ketika aku mendapati kenyataan bahwa orang sukses selalu menuliskan impiannya. Aku ikuti saja saran yang tertulis di buku, toh ga ada salahnya juga. Kata-kata ajaib itu aku jadikan file yang tersimpan rapi di komputerku dan sesekali aku baca agar semangatku senantiasa terjaga.

Dibawah ini adalah kata-kata ajaib itu:
...........................................

BACA DAN BERTERIAKLAH!!!!!

Pada tanggal 1 Januari 2009, saya akan memiliki uang dan aset sebesar Rp 200.000.000,00 yang akan saya peroleh dalam berbagai jumlah dari waktu ke waktu sebelum batas waktu di atas

Sebagai ganti untuk target tersebut, saya akan berusaha keras mencari berbagai macam PELUANG USAHA dan INVESTASI serta BELAJAR mengatasi berbagai problem yang mungkin timbul dalam mencapainya, sehingga mampu memberikan IMBAL BALIK atau REVENUE yang sesuai dengan nilai di atas

Saya yakin saya akan mampu mencapai target tersebut dalam jangka waktu 5 tahun mendatang. Keyakinan saya begitu kuat sehingga sekarang saya sudah bisa melihat uang dan aset itu sudah di depan mata. Sekarang uang dan aset tersebut sedang menunggu waktunya untuk dikirimkan kepada saya, dalam proporsi seberapa besar saya berusaha keras untuk mencapainya. Saya sedang menanti sebuah RENCANA BESAR yang bisa dilaksanakan untuk mencapai target tersebut, dan saya akan mengikuti rencana itu setelah mendapatkannya.

...........................................

Kesempatan kedua datang dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah kesempatan pertama itu. Ada seorang rekan kerja yang mengajak patungan untuk membeli lisensi sebuah Lembaga Bimbingan Belajar di Sawojajar. Pada saat yang bersamaan pula om di tangerang ngajak patungan lagi untuk membeli tanah di bogor untuk investasi. Wuih, ada ciruk besar di depan mata yang siap untuk disikat. Aku hitung-hitung lagi cadangan dana yang ada, ternyata hanya cukup untuk membeli tanah di bogor, tapi kesempatan berbisnis Lembaga Bimbingan Belajar ini tidak boleh aku sia-siakan.

Siang malam aku pikirkan terus, bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan kesempatan itu. Aku hitung-hitung lagi antara pendapatanku dan pengeluaranku. Pada saat yang bersamaan, koperasi di kantor sedang gencar-gencarnya menawarkan pinjaman dari Bank Mega. Bak gayung bersambut, aku nekat ambil pinjaman itu. Dan alhamdulillah aku akhirnya bisa ikut serta dalam memiliki saham di Lembaga Bimbingan Belajar itu.

Dengan sedikit paksaan dan mengatur ulang keuangan pribadi, aku dapat mewujudkan impianku ditahun 2004. Go...Go...Go...Kalo ada kemauan pasti ada jalan. "Allah bergantung dari prasangka hamba-Nya".

Kisah menarik lainnya bisa disimak pada postingan berikutnya.

Thursday, February 14, 2008

Sejarah dimulai (bag 1)

Bismillahirrahmanirrahim.

Hari ini aku mencoba meluangkan sedikit waktuku untuk mengisi blog pribadi ini, walaupun sebenarnya keberadaan blog ini sudah cukup lama ada. Hanya kemalasan saja yang menghalangiku mengupdate blog ini. Aku berharap bisa terus konsisten memaksakan diri untuk lebih peduli terhadap blog pribadi ini.

Posting pertama ini, aku ingin mengevaluasi perjalanan bisnisku selama ini, terlebih masalah motivasi yang selalu naik turun. Terlebih karena posisiku yang selama ini masih TDB (Tangan Di Bawah), menuntutku untuk pandai-pandai membagi waktu.

Aku mengenal wirausaha ketika pertama kali aku diajak oleh teman kos mengikuti acara MLM, tepatnya sekitar tahun 2004. Pada kesempatan pertama itu, aku mendapatkan banyak hal tentang dunia wirausaha atau lebih enaknya kita sebut entrepeneurship. Sepulang dari acara itu, otakku terasa mendidih, semangatku meledak-ledak. Pikirku, aku harus bergerak cepat, aku harus mengubah mindsetku tentang rejeki dan masa depan. Segalanya serba berubah, apalagi setelah itu, kawanku membekaliku dengan buku-buku Robert Kiyosaki.

Efek buku-buku itu begitu dahsyat, ada 2 sudut pandang yang berbeda dalam memandang sebuah rejeki. yang pertama, sudut pandang orang kaya yang kekayaannya didapat dari dunia wirausaha, dan yang kedua, sudut pandang orang kaya yang kekayaannya didapat karena karir yang gemilang di instansi pemerintahan. Mungkin kalo lebih mudahnya, yang satu TDA (tangan di atas) dan yang satu adalah TDB (tangan di bawah).

Wah, semakin penasaran aja aku dibuatnya. Akhirnya aku hunting buku-buku lain di gramedia terdekat. Semakin banyak pula koleksi bukuku di rumah (kebetulan aku hobi sekali baca buku). Semakin terinspirasi dengan bacaan-bacaan hebat itu, semakin menuntutku untuk segera action. "Jangan hanya jadi penonton aja, just do it" pikirku.

Well. kisah selanjutnya akan dilanjutkan pada postingan selanjutnya.